Pentingnya Filsafat Pendidikan



Pentingnya  Filsafat  Pendidikan

Pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab membimbing peserta didik mencapai kedewasaan. Dapat juga dikatakan untuk merumuskan pendidikan yang baik harus mengandung sekurang-kurangnya unsur berikut :
  1. Adanya bentuk pendidikan : apakah berbentuk usaha, pertolongan, bantuan, bimbingan, pelayanan ataupun pembinaan.
  2. Adanya pelaku pendidikan : orang dewasa, guru sebagai pendidik, orang tua, pendeta/pemuka agama, pemuka masyarakat, ataupun pimpinan organisasi).
  3. Adanya sasaran pendidikan : orang yang belum dewasa, aak didik, peserta didik.
  4. Adanya sifat pelaksanaan pendidikan : dengan sadarm dengan sengaja, penuh tanggung jawab, dengan sistematis, dengan terencana.
  5. Adanya tujuan yang ingin dicapai : manusia susila, kedewasaan, manusia yang patriot atau warga Negara yang bertanggungjawab.

Dapat dikatakan bahwa antara filsafat pendidikan dan pendidikan terdapat suatu hubungan yang erat sekali dan tidak terpisahkan. Filsafat penddikan mempunnyai peranan yang sangat penting dalam suatu sistem pendidikan, karena filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan. Pernyataan lain mengatakan suatu usaha untuk mengatasi persoalan-persoalan pendidikan tanpa menggunakan kearifan (wisdom) dan kekuatan filsafat ibarat sesuatu yang sudah ditakdirkan untuk gagal. Persoalan pendidikan adalah persoalan filsafat. Pendidikan dan filsafat tidak terpisahkan karena akhir dari pendidikan adalah akhir dari filsafat, yaitu kearifan (wisdom). Dan alat dari filsafat adalah alat dari pendidikan, yaitu pencarian (inquiry), yang akan mengantar seseorang pada kearifan.
Filsafat pendidikan memang suatu disiplin yang bisa dibedakan tetapi tidak terpisah baik dari filsafat maupun juga pendidikan, ia beroleh asupan pemeliharaan dari filsafat. Ia mengambil persoalannya dari pendidikan, sedangkan metodenya dari filsafat. Berfilsafat tentang pendidikan menuntut suatu pemahaman yang tidak hanya tentang pendidikan dan persoalan-persoalannya, tetapi juga tentang filsafat itu sendiri.
Filsafat dan pendidikan berjalan bergandengan tangan, saling memberi dan menerima. Mereka masing-masing adalah alat sekaligus akhir bagi yang lainnya. Mereka adalah proses dan juga produk.

(1) Filsafat sebagi proses (philosophy as process)
Filsafat sebagai aktivitas berfilsafat (the activity of philosophizing). Tercakup di dalamnya adalah aspek-aspek: (a) analisis (the analytic), yakni berkaitan dengan aktivitas identifikasi dan pengujian asumsi-asumsi dan criteria-kriteria yang memandu perilaku. (b) evaluasi (the evaluative), berkaitan dengan aktivitas kritik dan penilaian tindakan. (c) spekulasi (the speculative), berhubungan dengan pelahiran nalar baru dari nalar yang ada sebelumnya. (d) integrasi (the integrative), yakni konstruksi untuk meletakkan bersama atau mempertautkan kriteria-kriteria atau pengetahuan atau tindakan yang sebelumnya terpisah menjadi utuh.
Jadi, proses filosofis itu membangun dinamika dalam perkembangan intelektual.
(2) Filsafat sebagai produk (philosophy as product)
Produk dari aktivitas berfilsafat adalah pemahaman (understanding), yakni klarifikasi kata, ide, konsep, dan pengalaman yang semula membingungkan atau kabur sehingga bisa menjadi jernih dan dapat dimanfaatkan untuk pencarian pengetahuan lebih lanjut. Filsafat dengan “P” capital adalah suatu bangun pemikiran yang secara internal bersifat konsisten dan tersusun dari respon-respon yang dibuat terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam proses berfilsat. Pertama-tama, Filsafat memang tampak sebagai suatu jawaban, posisi sikap, konklusi, ringkasan akhir, dan juga rencana final.

Peranan Filsafat Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu Pendidikan
Tujuan filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan. Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik.
Filsafat pendidiikan sudah seharusnya dipelajari dan didalami oleh setiap orang yang memperdalam ilmu pendidikan dan pemerhati pendidikan, terlebih mereka yang memilih profesi sebagai Tenaga pendidik. Seorang guru, baik sebagai pribadi maupun sebagai pelaksana pendidikan, perlu mengetahui filsafat pendidikan. Seorang guru perlu memahami dan tidak boleh buta terhadap filsafat pendidikan, karena tujuan pendidikan senantiasa berhubungan langsung dengan tujuan hidup dan kehidupan individu maupun masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan . Tujuan pendidikan perlu dipahami dalam hubungannya dengan tujuan hidup. Guru sebagai pribadi mempunyai tujuan hidupnya dan guru sebagai warga masyarakat mempunyai tujuan hidup bersama. Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para pendidik (guru). Hal tersebut akan mewarnai sikap perilakunya dalam mengelola proses belajar mengajar (PBM). Selain itu pemahaman filsafat pendidikan akan menjauhkan mereka dari perbuatan meraba-raba, mencoba-coba tanpa rencana dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan. Alasan lainnya yakni :
  1. Adanya problema-problema pedidikan dari zaman ke zaman yang mejadi perhatian para ahli masing-masing. Pendidikan adalah usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraah lahir dan batin masyarakat dan bangsa. Banyak tulisan yang dihasilkan oleh ahli pikir, dan tidak jarang gagasan ahli yang satu mempengaruhi gagasan ahli-ahli yang lain. Guru diharapkan mampu menyelesaikan problema-problema pendidikan yang ada dengan berpedoman pada salah satu aliran filsafat pendidikan.
  2. Dapatlah diperkirakan bahwa bagi barang siapa yang mempelajari filsafat pendidikan dapat mempunyai pandangan-pandangan yang jangkauannya melampaui hal-hal yang diketemukan secara eksperimental dan empirik. Maka dari itu fiilsafat pendidikan dapat diharpakan merupakan bekal untuk meninjau pendidikan beserta masalah-masalahnya secara kritis.
  3. Dapat terpenuhi tuntutan intelektual dan akademik dengan landasan asas bahwa berfilsafat adalah berpikir logis yang runtut teratur dan kritis, maka berfilsafat pendidika mempunyai kemampuan semacam itu. Oleh karena itu diharpkan dapat mempunyai pengaruh terhadap terbentuknya pribadi pendidik yang baik. Maka mempelajari filsafat pendidikan itu mengandung optimisme menggembirakan.
  4. Dengan filsafat metafisika guru mengetahui hakekat manusia, khususnya anak sehingga tahu bagaimana cara memperlakukannya dan berguna untuk mengetahui tujuan pendidikan.
  5. Dengan filsafat epistemologi guru mengetahui apa yang harus diberikan kepada siswa, bagaimana cara memperoleh pengetahuan, dan bagaimana cara menyampaikan pengetahuan tersebut.
  6.  Dengan filsafat aksiologi guru memahami hal-hal yang harus diperoleh siswa tidak hanya kuantitas pendidikan tetapi juga kualitas kehidupan karena pengetahuan tersebut.

Kesimpulan
Dari pembahasan di atas sekiranya kita dapat menyadari pentingnya filsafat pendidikan bagi tenaga pendidik dan pemerhati pendidikan dalam usaha pengembangan ilmu pendidikan. Terlebih lagi bagi seorang tenaga pendidik (guru) yang berhadapan langsung dengan peserta didik,  peran filsafat pendidikan bagi guru sangatlah jelas, dengan filsafat metafisika guru mengetahui hakekat manusia, khususnya anak sehingga tahu bagaimana cara memperlakukannya dan berguna untuk mengetahui tujuan pendidikan. Dengan filsafat epistemologi guru mengetahui apa yang harus diberikan kepada siswa, bagaimana cara memperoleh pengetahuan, dan bagaimana cara menyampaikan pengetahuan tersebut. Dengan filsafat aksiologi guru memehami yang harus diperoleh siswa tidak hanya kuantitas pendidikan tetapi juga kualitas kehidupan karena pengetahuan tersebut. Yang menentukan filsafat pendidikan seorang guru adalah seperangkat keyakinan yang dimiliki dan berhubungan kuat dengan perilaku guru, yaitu: Keyakinan mengenai pengajaran dan pembelajaran, siswa, pengetahuan, dan apa yang perlu diketahui.

Sumber : http://pend-antropologi09.blogspot.com/2011/12/pentingnya-mengetahui-filsafat.html



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tahu dan Ketidaktahuan

Filosofi Debu