Mengenal Filsafat Lebih Dalam
PENGETAHUAN FILSAFAT
A. ONTOLOGI FILSAFAT.
Ontologi filsafat membicarkan tentang hakikat filsafat.
Yaitu apa pengetahuan filsafat itu sebenarnya. Struktur filsafat juga
dibicarakan disini. Yang dimaksut dengan struktur disini ialah cabang-cabang
filsafat serta isi yaitu teori dalam setiap cabang itu. Struktur dalam arti
cabang-cabang filsafat sering juga disebut sistematika filsafat.
- Hakikat Pengetahuan Filsafat.
Hatta mengatakan bahwa pengertian filsafat lebih baik tidak
dibicarakan lebih dulu ; nanti bila orang telah banyak mempelajari filsafat
orang itu akan mengerti dengan sendirinya apa filsafat itu (Hatta, Alam
Pikiran Yunani, 1996, I: 3). Langeveld juga berpendapat seperti itu
katanaya, setelah orang berfilsafat sendiri, barulah ia maklum apa itu
filsafat, makin dalam ia berfilsafat akan semakin mengerti ia apa filsafat itu
(Langeveld, menudju ke pemikiran filsafat, 1961 : 9).
- Struktur Filsafat.
filsafat
teridiri tiga cabang besar yaitu: ontoligi, epistimologi, dan aksiologi. Ketiga
cabang itu sebenarnya merupakan satu kesatuan:
- ontologi, membicarakan tentang hakikat (segala sesuatu), ini berupa pengetahuan tentang hakikat segala sesuatu.
- Epsitimologi cara memperoleh pengetahuan itu.
- Aksiologi membicarkan guna pengetahuan itu.
Filsafat Perennial.
Istilah
perennial berasal dari bahasa latin perenis kemudian diadopsi kedalam bahasa
inggris perennial yang berarti kekal (Komaruddin Hidayat dan Muhammad
Wahyuni Nafis, Agama Masa Depan : Perspektif Filsafat Perennial, 1995 :
1). Dengan demikian, filsafat perennial (philosophia perennis) ialah
filsafat yang di pandang dapat menjelaskan segala kejadian yang bersifat
hakiki, meyangkut kearifan yang diperlukan dalam menjalani hidup yang benar,
yang menjadi hakikat seluruh agama dan tradisi yang besar spritualitas manusia
(lihat Komarudin Hidayat dan M. Wahyuni Nafis, 1995: xx).
Psikologi
ialah jalan untuk mengetahui adanya sesuatu dalam diri manusia (yaitu soul)
yang identik dengan realitas ilahi. Dan etika adalah yang meletakkan tujuan
akhir kehidupan manusia. Dengan demikian maka filsafat perenial memperliahatkan
kaitan seluruh eksistensi yang ada di alam semesta ini dengan realitas ilahi
itu.
Filsafat Post Modern (Post Modern Phylosopy).
Didalam
literature filsafat, biasanya bahkan sejarah filsafat dibagi tiga :
- Filsafat yunani kuno (Ancient Philoshopy) yang di dominasi rasionalisme.
- Filsafat abad tengah (Middle Ages Philosophy), filsafat abad kegelapan yang didominasi oleh pemikiran tokoh Kristen.
- Filsafat modern (Modern Philosophy) yang didominasi lagi oleh rasionalisme.
Akhir-akhir ini agaknya telah muncul babakan keempat,
yaitu filsafat Pascamodern (Post Modern Philoshopy). Pada dasarnya
rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan akal itulah alat pencari dan
pengukur kebenaran.
B. EPISTIMOLOGI FILSAFAT.
Epistimologi filsafat membicarakan tiga hal, yaitu pertama
objek filsafat, yaitu yang dipikirkan, cara memperoleh pengetahuan filsafat dan
ukuran kebenaran pengetahuan filsafat
- Objek Filsafat.
Tujuan berfilsafat adalah menemukan kebenaran yang
sebenarnya, jika hasil pemikiran itu disusun , maka susuna itulah yang kita
sebut sistematika filsafat. Sistematika atau struktur filsafat dalam garis
besar terdiri atas ontologi, epistimologi, dan aksiologi.
Objek penelitian filsafat lebih luas dari objek penelitian
sain. Sain hanya meneliti objek yang ada, sedangkan filsafat meneliti abjek
yang ada dan mungkin yang tidak ada. Sebenarya masih ada objek lain ayng
disebut objek forma yang menjelaskan sifat kemendalaman penelitian filsafat.
- Cara Memperoleh Pengetahuan Filsafat.
Pertama-tama filosof harus membicarakan
(mempertanggungjawabkan) cara mereka memperoleh pengetahuan filsafat. Yang
menyebabkan kita hormat kepada para filosof ialah karena ketelitian mereka.
Berfilsafat adalah berfikir, berfikir itu tentu menggunakan
akal. Yang menjadi persoalan itu apa itu sebenranya akal. Jika kita ingin
mengetahui sesuatu yang tidak empiric, yang kita gunakan adalah akal, bahkan
akal sekaliputn sangat diragukan hakikat kebenarannya.
- Ukuran Kebenaran Pengetahuan Filsafat.
Pengetahuan filsafat adalah pengetahuan yang logis tidak
empiris. Pernyataan ni menjelaskan bahwa kebenaran fisalafat ialah logis
tidakanya pengetahuan itu, bila logis benara, bila tidak logis salah.
Ada hal yang patut anda ingat, anada tidak boleh menutut
bukti empiric untut menutut kebenaran filsafat. Pengetahun filsafat adalah
pengetahuan yang logisa dan hanya logis. Bila logis dan empiris, itu adalah
pengetahuan sain.
Kebenaran dalam filsafat ditentukan oleh logis tidakanya
teorai itu. Ukuran logis tidaknya tersbut akan telihat pada argument yang
menghasilkan kesimpulan itu.
C. AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT.
Disini akan diuraikan dua hal, pertama kegunaan pengetahuan
filsdafat, dan kedua cara filsafat menyelesaikan masalah:
- Kegunaan Pengetahuan Filsafat.
Untuk mengetahui kegunaan filsafat, kita dapat memulainya
dengan melihat filsafat sebgai tiga hal, pertama filsafat sebagai
kumuplan teori filsafat, kedua filsafat sebagai metode pemecahan
maslaah, ketiga filsafat sebagai pandagan hidup (philosophy of life).
Yang amat penting juga ialah filsafat sebagai methodology,
yatu cara memcahkan masalah yang dihadapi. Disini filsafat digunakan suatu cara
atau model pemecahan masalah secara mencalam dan universal. Filsafat selalu
mencari sebab terakhir dan dari sudut pandang yang seluas-luasnya.
Filsafat sebagai philosophy of life sama dengan
agama, dalam hal yang sama mempengaruhi sikap dan tindakan penganutnya. Bila
aagam dari tuhan atau dari langit, maka filsafat (sebagai pendagan hidup)
berasalal dari pemikiran manusia.
Kegunaan Filsafat Bagi Akidah.
Akidah adalah bagian dari ajaran islam yang mengatur pada
keyakinan. Pusatnya adalah keyakinan kepada tuhan. Posisisnya dalam keseluruhan
islam sangat penting, merupakan fondasi ajaran islam secara kesluruhan, diatas
akidah itulah keseluruhan ajaran islam berdiri dan didirikan. Keterangan ini
juga berlaku juga unutk umat beragama yang lain. Untuk memperkuat akidah perlu
dilakukan sekurang-kurangnya dua hal, pertama, mengamalkan keseluruhan
ajaran agama islam secara sungguh-sungguh. Kedua, mempertajam pengertian
ajaran islam itu. Jadi akidah dapat dapat diperkuat dengan pengalaman dan
pemahaman ajaran islam itu sendiri.
Thomas Aquinas (1225-1274) berusaha menyusun argument logis
untuk membuktikan adanya Tuhan, dalam bukunya summa theologia ia
berhasil menyusun lima argument tentang tuhan :
- Argument gerak. Alam ini selalu bergerak gerak itu tidak mungkin berasala dari alam itu sendiri, gerak itu menujukan adanya penggerak. Tuhan adalah penggerak pertama.
- Argument kausalitas. Tidak ada sesuatu yang mempunyai penyebab pada dirinya sendiri, sebab itu harus diluar dirinya. Dalam sebabnya da rangkaian penyebab. Penyebab pertama adalah dari tuhan yang tidak memerlukan penyebab lain.
- Argument kemungkinan. Adanya alam ini bersifat mungkin, mungkin ada dan mungkin tidak ada. Kesimpulan yang diperoleh dari ala mini dimulai dari tidak ada, lalu muncul atau ada kemungkinan berkembang, akhirnya rusak hilang dan tidak ada.
- Argument tingkatan. Isi ala mini ternyata betingkat-tingkat, ada yang dihormati, lebih dihormati, ada indah, lebih indah dan seterusnya. Tingkat tertinggi menajadi penyebab tingkat dibawahnya. Api yang mempunyai panas yang tinggi menjadi penyebab panas yang rendah dibawahnya. Tuhan adalah yang maha tertinggi dan ia penyebab dibawahnya.
- Argument teologis. Ini adalah argument tujuan. Alam ini bergerak menuju sesuatu. Padahal mereka tidak tahu tujuan itu. Ada sesuatu Yang Mengatur alam menuju tujuan alam. Itu adalah Tuhan (lihat Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, 1997 : 86-88).
Kegunaan Filsafat Bagi Hukum.
Istilah hukum sering rancu. Kadang-kadang hukum Islami itu
dikatakan syari’ah, kadang-kadang fiqih. Yang dimaksud disini adalah fiqih.
Fiqih secara bahasa berarti mengetahui. Kata fiqih bukan
berarti paham tentang hukum Islam, tapi paham dalam arti umum. Butir-butir dan
ketentuan hukum yang ada dalam fiqih pada garis besaranya mencakup tiga unsure
:
- Perintah, seperti shalat, zakat, puasa dan lain sebagianya.
- Larangan, seperti larangan musyrik, zina dan lain sebaginya
- Petunjuk. Seperti cara shalat.
Hukum islami yang dijadikan aturan beramal ada di dalam
hukum fiqih sebagai kumpulan hukum. Selain dalam ushul al-fiqh filsafat
berguna juga dalam menafsirkan teks dan memberikan kritik ideologi.
Dalam menafsirkan teks wahyu atau teks hadis yang akan
dijadikan sumber aturan hukum. Misalnya dalam menafsirkan ayat-ayat Al-qur’an
dan As-sunah. Dalam perkembagan bahasa pun filsafat ada gunanya.
Kegunaan Filsafat Bagi Bahasa.
Disepakati oleh para ahli bahasa berfungsi sebagai alat
untuk mengekpresikan perasaan dan pikiran. Terlihat antara hubungan erat antara
bahasa dan pikiran. Ahmad Abdurrahman Hamad (Al-‘Alaqah bayn al-lughah wa
al-Fikr, dar al-Ma’rifah al-Jami’iyah, 1985 : 17) menggambarkan hubungan
itu bagaikan satu mata uang yang mempunyai dua sisi. Tatkala bahasa berfungsi
sebagai alat berfikir ilmiah muncul problem yang serius, ini diselesaikan
dengan bantuan filsafat. Begitu juga tatkala pemikiran sampai pada rumusan
konsep yang rumit, bahasa juga mengalami persoalan, yaitu bahasa sering kurang
mampu menggambarkan isi konsep itu. Bahasa dalam hal ini mencari kata dan
susunan baru untuk menggambarkan isi konsep itu.
Diantara problem bahasa ialah dalam pemeliharaanya, bahasa
sering tidak mampu membebankan diri dari gangguan pemakainya. Kekeliruan dalam
bahasa akan melahirkan kekeliruan dalam berfikir.
- Cara Filsafat Menyelesaikan Masalah.
Kegunaan filsafat yang lain ialah sebagai methodology,
maksudnya sebagai metode dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah bahkan
sebgai metode dalam memandang dunia (world view).
Sesuai
dengan sifatnya, filasafat menyelesaikan masalah secara mendalam dan universal.
Penyelesaian filsafat bersifatr mendalam artinya ia ingin mencari asal masalah.
Universal artinya ingin masalah itu dilihat dalam hubungan seluas-luasnya agar
nantinya penyelesaian itu cepat dan berakibat seluas mungkin.
BONUS
Ada tiga cara orang menilai suatu pendapat atau pernyataan :
- Ia menilai berdasarkan ketidaktahuannya tentang itu, ketidaktahuaannya itulah yang dijadikan ukuran
- Menilai dengan menggunakan pendapatnya sebagai ukuran.
- Menilai dengan menggunakan pendapatnya umumnya sebagai alat ukur.
Netralitas sain kita berkesimpulan seharusnya sain tidak
netral artinya sain itu seharusnya tidak bebas nilai. Filasafat bagaimana?
Ada
berbagai hal yang menarik untuk diperhatikan mengenai pertanyaan itu
- Dalam filsafat ada filsafat nilai dan filsafat etika, filsafat etika ada cabang filasfat yang khusus membicarakan nilai, yaiut nilai baik dan buruk.
- Filsafat itu adalah pemikiran orang, karena pemikiran orang maka tidaklah mungkin itu netral dalam berfikir. Sekurang-kurangnya hasil pemikiran itu telah berpihak pada pemikiran itu.
- Masih ada kemungkinan netralnya filsafat, yaitu ada logika, mungkin saja logika itu netral. Untuk memastikan ini dapat menganggap logika itu esensinya sama dengan esensi matematika.
Sumber: http://ferypermadial-hallaj.blogspot.com/2010/06/pengetahuan-sain-filsafat-dan-mistik.html
Komentar
Posting Komentar