Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

Syair

Syair Jika airmata memang bisa tepiskan duka maka menangislah.. Jika kata_kata memang bisa menghapus luka maka bicaralah.. Jika malam hening memang bisa mengusir gundah maka tahajjudlah.. Jika ternyata memang tak ada yg bisa mendiamkan gelisah jiwa maka berdoalah. Pernahkah engkau mendapatkan pujian dari seorang yang buta, yang sama sekali tak pernah melihat kecantikan parasmu. Pernahkah engkau mendengar kata cinta dari seorang bisu, yang tak mampu untuk menyampaikannya   lewat lisan. Pernahkah engkau merasakan belaian kasih sayang dari seorang cacat, yang bahkan tak mampu menyentuhmu dengan jemarinya. Pernahkah engkau mendapat   pesan gembira dari orang yang engkau abaikan, yang bahkan selalu   memikirkanmu. Cinta & sayang tak bisa dilihat dari kesempurnaan pandangan penglihatan dan sentuhan,   cinta sejati adalah dia yang pernah menangis menahan rindu   untukmu. Aku tak mencintaimu dengan kata yang bisa berdusta,   aku mencintaimu deng

Filosofi Api, Air, Bumi, dan Udara

Filosofi Api, Air, Bumi, dan Udara Ke-4 element inilah yang membentuk seorang avatar menjadi sebuah sosok keseimbangan alam dan dunia. itulah yang diceritakan dalam sebuah serial kartun “the last air branded, legend of ang, Avatar” hehe, namun kali ini saya tidak membahas itu, melainkan sesuatu yang lain yang berhubungan dengan filosofi ke-4 element tersebut dalam kehidupan nyata di dunia ini. Api, mungkin adalah sebuah luapan2 emosi negatif, seperti dendam, marah, dengki, bahkan nafsu syahwat. Tidak jarang kita sebagai seorang manusia biasa bisa mengalaminya, kita marah, kita mendendam, karena memang itulah manusia, manusia diciptakan selain dikaruniai akal , juga dikaruniai nafsu, dan terkadang akal dapat dikalahkan oleh nafsu ketika kita benar2 tidak mampu mengendalikan nafsu tersebut. Api tersebut mungkin adalah Nafsu, tidak munafik, terkadang sayapun juga mengalaminya, jiwa dan raga ini penuh dengan api yang bergejolak. Air, lawan dari api, mungkin adalah sebuah upaya dal

Filosofi Debu

Filosofi Debu Debu memiliki makna yang luar biasa. Apabila dikaitkan dengan tingkah laku dan sifat manusia adakalanya relevan. Debu juga makhluk hidup seperti halnya tanah karena ia bagian dari tanah yang sangat halus. Awalnya, debu tinggal bersama tanah di mana tempat manusia dan hewan menginjakkan kaki mereka. Keberadaan mereka sungguh hina karena diinjak-injak semua makhluk daratan. Debu akan berhamburan dan menyebar ke seluruh jagat jika angin meniupnya dan mereka menempel di mana pun karena mereka sangat ringan tak berdaya. Kadang mereka dapat membubung tinggi sampai awan karena arus angin yang membawanya. Hal itu, juga menjadi simbol bagi sebagian manusia. Sebaik-baik dan serendah-rendah hati manusia akan menjadi congkak karena terbawa arus lingkungan dan melambung tinggi di antara manusia-manusia yang lain atau sebab peristiwa yang menimpa diri manusia tersebut. Selain itu, debu juga menjadi simbol orang yang memiliki sifat lembut, namun jika suatu saat mengalami peri

Filosofi Garam

Filosofi Garam Ibarat sayur tanpa garam….. Garam memiliki manfaat bila “dia” sudah mencair dan menyatu dengan keadaan di sekitarnya. Demikian pula dengan kehidupan ,kita memiliki fungsi bila hidup kita sudah mencair dan bersatu dengan lingkungan di mana kita berada. Bukan berarti hidup kita menjadi sama dengan dunia tapi kita memberikan diri kita bagi dunia . Apapun yang kita lakukan harus memberi dampak positif bagi lingkungan sekitar kita. Kita sudah tidak berdiri lagi sebagai pribadi yang harus dihormati, harus dipatuhi, harus dipandang, tapi kita meleburkan di tengah dunia ini menjadi pribadi yang tidak dikenal (sama seperti garam), namun membawa pengaruh yang luar biasa bagi orang lain. Orang yang telah menjadi garam, sudah tidak lagi bersikap egois, mau menang sendiri, suka memaksakan kehendak, menuntut untuk diperhatikan, mementingkan diri sendiri. Tapi dalam setiap tindakannya, akan selalu dilandasi apa yang bisa aku lakukan untuk orang lain. Sumber : htt

Ahli Filsafat Itu Aneh ?

Ahli Filsafat Itu Aneh ? 1.       Immanuel Kant ( jadwal yang kaku ) Obsesi adalah jalan hidup bagi Immanuel Kant (1724–1804). Selain terkenal karena hypochondria, dia juga sangat terobsesi secara intens dan berkepanjangan terhadap rutinitas hariannya. Pada tahun 1783, setelah membeli sebuah rumah, Kant lalu membuat rutinitas kaku yang terus dia jalani sampai meninggal pada tahun 1804. Kant akan bangun sebelum jam 5 pagi, meminum teh, menghisap rokok satu pipa. Setelah itu, dia akan menyusun bahan kuliah dan tulisannya sampai jam 7 pagi, dan setelah kuliah selesai jam 11, dia akan mengerjakan tulisannya sampai jam 1 siang, saat makan siang. Setelah makan siang, tidak peduli hujan atau cerah, Kant akan berjalan-jalan selama 1 jam di pusat Konigsberg. Jalan-jalan yang dilalui Kant nantinya diberi nama Philosophengang, atau “Jalan Ahli Filsafat.” Setelah berjalan-jalan, Kant terkadang akan bersosialisasi dengan satu atau dua temannya, dan kembali ke rumahnya, membaca da