Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Kritik Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dicabut? Menurut Saya, seharusnya kurikulum 2013 tidak dicabut, tetap implementasikan saja, lambat laun juga akan terbiasa. Salah satu alasan kurikulum 2013 dicabut karena guru belum siap dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Guru merasa kesulitan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 karena belum terbiasa dengan hal-hal baru tersebut, seperti melakukan proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, melakukan penilaian yang terdiri dari 3 aspek, yaitu pengetahuan, sikap, keterampilan. Yang menurutnya sangat banyak aspek yang harus dinilai. Kalau dicabut atuh sama saja membiasakan guru untuk tidak melakukan hal seperti yang harus dilakukan dalam implementasi kurikulum 2013. Karena akan kembali melakukan tradisi lama. Kalau menunggu kesiapan guru saja tanpa diimbangi dengan kemampuan guru untuk terus dikembangkan, ya guru akan stak di tempat saja. Toh kembali menggunakan kurikulum yang sebelumnya. Dan hal itu akan membuat guru   terlena dan keasyikan deng

Pemimpin Indonesia

Ramalan 7 Satria Ronggowarsito Tentang Pemimpin Indonesia Dipaparkan ada tujuh satrio piningit yang akan muncul sebagai tokoh yang dikemudian hari akan memerintah atau memimpin wilayah seluas wilayah “bekas” kerajaan Majapahit , yaitu : Satrio Kinunjoro Murwo Kuncoro, Satrio Mukti Wibowo Kesandung Kesampar, Satrio Jinumput Sumelo Atur, Satrio Lelono Topo Ngrame, Satrio Piningit Hamong Tuwuh, Satrio Boyong Pambukaning Gapuro, Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu.Berkenaan dengan itu, banyak kalangan yang kemudian mencoba menafsirkan ke-tujuh Satrio Piningit itu adalah sebagai berikut : SATRIO KINUNJORO MURWO KUNCORO. Tokoh pemimpin yang akrab dengan penjara (Kinunjoro), yang akan membebaskan bangsa ini dari belenggu keterpenjaraan dan akan kemudian menjadi tokoh pemimpin yang sangat tersohor diseluruh jagad (Murwo Kuncoro). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai Soekarno , Proklamator dan Presiden Pertama Republik Indonesia yang juga Pemimpin B

Individu, Masyarakat, dan Negara dalam Kajian Filsafat Pendidikan

Individu Sebagai Insan Tuhan, Makhluk Sosial dan Warga Negara Indonesia Ilmu kewarganegaraan berasal dari kata “civiss” yang secara etimologis berasal dari kata “civicar” (bahasa latin). Sedangkan dalam bahasa Inggris “Citizens” yang dapat didefinisikan sebagai warga negara, penduduk dari sebuah kota, sesama negara, penduduk, orang setanah air. Menuru Stanley E. Dimond dan Elmer F. Peliger (1970 : 5) secara termologis civics di artikan study yang berhubungan dengan tugas-tugas pemerintah dan hak kewajiban warganegara. Namun dalam salah satu artikel tertua yang merumuskan definisi “civics” adalah majalah “education” pada tahun 1988 civics adalah suatu ilmu tentang kewarganegaraan yang berhubungan dengan manusia sebagai individu dalam suatu perkumpulan yang terorganisir dalam hubungannya dengan negara (Somantri 1976 : 45). Menurut Undang-Undang tentang Kewarganegaraan RI 2006 pasal 1 ayat 2. kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara. Defini

Kumpulan Pertanyaan Hasanah SN- absen 15

Kumpulan Pertanyaan     Filsafat adalah berpikir secara radikal dan mendalam. Berfilsafat bisa terjadi jika Manusia mempertanyakan segalanya, jika ada rasa ingin tahu, penasaran, ketidakpuasan dengan hal yang ada, dan keraguan. Nah, pertanyaannya, berarti tanpa kita belajar filsafat pun, manusia pada dasarnya sudah berfilsafat bukan? Karena dalam kehidupan sehari-hari manusia telah dihadapkan dengan persoalan-persoalan yang menuntut dirinya untuk berpikir secara mendalam disertai dengan rasa keingintahuannya yang besar untuk menyelesaikan persoalannya.  Ketika dua orang sedang berfilsafat dapatkah terjadi yang satu benar dan yang lain salah?  Apakah dalam berfilsafat kita menemukan kebenaran yang universal ? Yang dapat diterima oleh seluruh manusia dan menjadi batasan dalam berdialektika atau menjadi landasan sebagai hal yang tak perlu lagi diuji kebenarannya.  Bagaimana menemukan jawaban yang universal jika jawaban bisa menjadi benar dan salah?  Apakah ‘Kehendak Bebas’ benar

Asal Usule Cilegon

Kota Cilegon dikenal sebagai kota baja, setelah berdirinya PT Krakatau Steel (KS) sebagai sebuah perusahaan baja internasional sejak 1970. Namun, sebelumnya daerah di ujung barat Provinsi Banten ini lebih dikenal sebagai daerah rawa. Kata CILEGON, berasal dari kata "CI" atau "Cai" dalam bahasa sunda berarti AIR dan kata "LEGON" atau "MELEGON" yang berarti LENGKUNGAN (H.M.A. Tihami). CILEGON bisa diartikan sebagai kubangan air atau rawa-rawa. Hal ini sesuai dengan banyaknya nama tempat di Cilegon yang menggunakan nama KUBANG. Seperti: Kubang Sepat, Kubang Lele, Kubang Welut, Kubang Welingi, Kubang Lampit, Kubang Lampung, Kubang Menyawak, Kubang Bale, Kubang Lesung, Kubang Kutu, Kubang Wates, Kubang Sari, dan yang lainnya. Sepintas penyebutan kata LEGON mirip dengan kata "LAGUNA" atau "LAGOON" dalam bahasa Inggris yang berarti danau kecil atau tasik yg dikelilingi oleh karang atau pasir yg menutup pesisir atau muara sungai. Cil

Ppt Aliran Pragmatisme

Revisi Aliran Pragmatisme

Pragmatisme dan Kurikulum 2013 Dalam menghadapi seluruh kenyataan dalam hidupnya, manusia senatiasa terkagum atas apa yang dilihatnya. Terkadang manusia ragu apakah Ia ditipu atau tidak oleh panca-inderanya, dan mulai menyadari keterbatasannya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah tahu dan apa yang belum tahu. Demikian juga berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang telah dijangkau dan diketahui. Aliran Pragmatisme Wacana filsafat yang menjadi topik utama pada zaman modern, khususnya abad ke-17, adalah persoalan epistemologi. Pertanyaan pokok dalam bidang epistemologi adalah bagaimana manusia memperoleh pengetahuan dan apakah sarana yang paling memadai untuk mencapai pengetahuan yang benar, serta apa yang dimaksud dengan kebenaran itu sendiri. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bercorak epistemologis ini, maka dalam filsafat abad ke-17 munculah dua aliran filsafat yang memb